Minggu, 11 Desember 2016

Surgaku

disini aku melihat betapa besarnya cinta ayah pada ibuku. ayah mungkin hampir sama dengan ayah lainnya, dia yang sangat bertanggung jawab memikul beban untuk menghidupi istri dan anak2nya. dia yang sangat ,mencintai istri dan anaknya tapi tidak tahu gmn cara menyampaikannya. dia hanya mengabulkan keinginan anaknya, dy hanya merawat saat istrinya sakit, dy hanya memberi nafkah untuk istri dan anaknya tanpa sadar itulah bentuk cinta seorang ayah yang menginginkan kebahagiaan untuk keluarganya. saat ibu sakit hampir setiap malam ibu terbangun, mengigau dan selalu ingin tidur dilantai, ayah yang membopong dan selalu mendampingi ibu. aq yang berada diantara mereka berdua hanya menahan tangis, sampai detik itu aq belum bisa membanggakan mereka berdua, aq yang hanya bisa merawat dan menuruti apa yang mereka inginkan. ayah yang memandikan ibu, ibu tertidur ayah masih terbangun, ibu terbangun ayah pun masih terbangun. apapun yang ibu minta saat sakit aq turuti semuanya, termasuk buah nangka, yang sebenarnya ibu tidak boleh makan buah manis. setiap aq menyuapi ibu, ibu selalu memandangiku begitu dalam, sama seperti saat mbk ari menyuapi ibu, saat tangan ibu bengkak akibat infus, ibu berkata tentang kematian, dan aq harus menguatkan diri menahan tangis, yang sebenarnya leherq terasa tercekik. 2 hari sebelum pindah keruangan pav4 ibu diperiksakan CT SCAN paru, sepulangnya pemeriksaan ibu merasa sehat dan tidak mengeluh dibagian belikat kirinya, senang hati ini bukan kepalang. sore harinya ibu dijenguk tetangga rumah, ibu juga begitu senang, senyumnya, dan ibu masih sempat ngobrol dengan selang hidung yang terpasang -ibu tidak bs makan, jd perlu alat selang untuk membantu makan ibu-. selanjutnya ibu dipindahkan keruang pav.4, hari pertama ibu tenang, hari kedua ibu sdh merasa gelisah, ibu bertanya padaku kenapa napasnya jadi seperti itu -ibu merasa sesak siang itu- aq sudah menduga hal ini akan terjadi akibat sakit yang di derita ibu. aq tetap menguatkan diri dan menguatkan ibu, bahwa bantuan napas akan bs meringankan sesak napasnya, rasanya sangat mencekik. siang harinya ibu sdh mulai mengigau ingin pulang kerumah untuk mencuci beras, ingin pulang membayar cicilan emas, dan ibu sempat menunjuk ke arah ujung kasurnya dan bertanya itu apa. ayah segera menelpon kakak2q dan adik dari ibuq, ba'da ashar ibu benar2 tidak sadar, tubuhnya sedang berperang melawat sakit, aq ingin ibu pindah ke ICU, tapi tidak ada tindakan sama sekali tp kalaupun di pindahkan itu hanya akan mnyakiti tubuh ubq, karena kanker yang diderita sudah stage 4. ayah sudah mnyerah dan kamipun berdoa bersama. jam 5 sore aq ijin untuk shalat ashar dan aq mengikhlaskan kepergian ibu, aq tidak ingin ibu merasakan sakit yang lebih lama. aq yakin Allah sangat mencintai ibuq. jika yang terbaik dalah mngambil ibuq kembali, maka ambillah y Allah, lindungi ibuq dalam Surgamu. haramkan api neraka untuknya, dan setelah ashar maghrib, ibu menghembuskan napas terakhir, dan aq tidak ada disampingnya. innalillahi wrwj. kami sekeluarga ikhlas seikhlas ikhlasnya. kami tidak ingin ibu mnderita lbih lama, maafkan aq ibu jika belum bisa mmbahagiakanmu, jk selama masa hidupmu aq hanya mnjadi bebanmu. hanya mengikuti keinginanmu yang bisa ak lakukan. semoga ibu bahagia di Surga.wahai panutanq ahli puasa, dan ahli ibadah. i love you until te nd mom,and dad......